Setelah lo balajar selama 9 tahun
di SD dan SMP, bahkan ketika lo udah sampe di bangku SMA para orang tua selalu
menanyakan,
“apa impian mu?”
“ingin masuk universtitas apa?”
“ingin masuk universtitas apa?”
Tapi gue cuma bisa bilang
universitas yang sering disebut sebut orang doang, adalah normal jika kita
menginginkan universitas yang bagus serta masuk di Kantor yang bagus, begitulah
jika kita menjalani kehidupan yang normal ini.
Jika gue pengen jadi para
petinggi di Perusahaan besar gue udah kalah sama mereka yang punya nilai yang
bagus, masa depan yang begitu abstrak, hidup saja sudah menyakitkan seperti
ini.
“Itulah pandangan gue tentang
hidup setelah menjadi anak penurut selama 18 tahun.”
Terlebih ketika ada anak gadis
yang menarik, Ada salah satu quotes anime yang berbunyi, “Kejadian yang
terhebat dalam hidup dan kunci untuk sukses adalah mencintai.” Mencintai yang
apa yang ingin dilakukan, melakukan apa yang lo cintai, dan berusaha keras demi orang yang lo cintai.
Udah cukup omong kosongnya,
pernyataan kek begitu cuma ditulis di buku anak perempuan. Buat orang kaya gue
yang ga bisa ngomong langsung sama perempuan yang gue suka cuma jadi penyiksaan tersendiri dan hal yang
melelahkan buat mikir. Mempunyai impian tidak menjamin kesuksesan, jika
gagal akan kembali ke hidup normal, itulah yang gue rasakan sekarang bermimpi
menjadi engineers sungguh sulit. Sulit sekali..
Punya teman teman baru seperti
mereka adalah kebanggaan tersendiri, karena mereka adalah bukti gue bisa
beradaptasi dengan habitat baru gue sekarang, ketika gue menjadi mahasisiwa
sepertinya ada ketidak cocokan gue mengenakan sebutan itu, karena gue adalah
mahasisiwa berjiwa SMA yang selalu mikirin main, saat dirumah bahakan saat
belajar, emang ga cocok banget. Berbeda dengan anak anak lain di kampus,
berjalan tegas, bermuka intelek, dan berdaya pikir yang jauh, itulah hidup normal
sebagai anak kuliahan haha.
Gue denger komentar dari orang
lain tentang diri gue emang katanya gue agak aneh, tapi bagaimanapun, dilihat dari manapun, gue tetep cowok biasa yang menginginkan hal normal.
-A.P
No comments:
Post a Comment