Sunday, September 13, 2015

Aku dan Sisi Gelap Ku

Setelah lo balajar selama 9 tahun di SD dan SMP, bahkan ketika lo udah sampe di bangku SMA para orang tua selalu menanyakan,

“apa impian mu?”
“ingin masuk universtitas apa?”

Tapi gue cuma bisa bilang universitas yang sering disebut sebut orang doang, adalah normal jika kita menginginkan universitas yang bagus serta masuk di Kantor yang bagus, begitulah jika kita menjalani kehidupan yang normal ini.

Jika gue pengen jadi para petinggi di Perusahaan besar gue udah kalah sama mereka yang punya nilai yang bagus, masa depan yang begitu abstrak, hidup saja sudah menyakitkan seperti ini.

“Itulah pandangan gue tentang hidup setelah menjadi anak penurut selama 18 tahun.”

Terlebih ketika ada anak gadis yang menarik, Ada salah satu quotes anime yang berbunyi, “Kejadian yang terhebat dalam hidup dan kunci untuk sukses adalah mencintai.” Mencintai yang apa yang ingin dilakukan, melakukan apa yang lo cintai, dan berusaha keras demi orang yang lo cintai.

Udah cukup omong kosongnya, pernyataan kek begitu cuma ditulis di buku anak perempuan. Buat orang kaya gue yang ga bisa ngomong langsung sama perempuan yang gue suka cuma jadi penyiksaan tersendiri dan hal yang melelahkan buat mikir. Mempunyai impian tidak menjamin kesuksesan, jika gagal akan kembali ke hidup normal, itulah yang gue rasakan sekarang bermimpi menjadi engineers sungguh sulit. Sulit sekali..

Punya teman teman baru seperti mereka adalah kebanggaan tersendiri, karena mereka adalah bukti gue bisa beradaptasi dengan habitat baru gue sekarang, ketika gue menjadi mahasisiwa sepertinya ada ketidak cocokan gue mengenakan sebutan itu, karena gue adalah mahasisiwa berjiwa SMA yang selalu mikirin main, saat dirumah bahakan saat belajar, emang ga cocok banget. Berbeda dengan anak anak lain di kampus, berjalan tegas, bermuka intelek, dan berdaya pikir yang jauh, itulah hidup normal sebagai anak kuliahan haha.

Gue denger komentar dari orang lain tentang diri gue emang katanya gue agak aneh, tapi bagaimanapun, dilihat dari manapun, gue tetep cowok biasa yang menginginkan hal normal.


-A.P

No comments:

Post a Comment